artikel asri suliyastini

ibu yang baik dalam islam


Makna Ibu dalam pandangan Islam

Makna Ibu dalam pandangan Islam
Ketika membaca artikel di blog seorang sahabat webe (Warung Blogger) yang berjudul "Apakah Saya Sudah Menjadi Ibu yang Baik?" teringat diriku akan sosok yang tiada duanya di dunia, sosok yang selalu menjadi inspirasi, selalu menjadi panutanku dalam menjalani hidup, dialah Ibu, meski dalam usianya yang sudah tak muda lagi, keriput yang terus menggerogoti, namun dialah bara api yang berkobar yang hanya padam oleh perintah-Nya, di artikel tersebut ada 4 point yang menjadi dasar utama dalam penulisannya (menurutku ya), ke empat point utama yang ku tangkap yakni :
  1. Title Ibu  yang berangkat dari dua buah sel yang berkembang menjadi insan
  2. Ibu adalalah title/jabatan sekali seumur hidup
  3. Sekelumit tentang perjuangan Ibu dari mengandung sampai anaknya beranjak pergi meninggalkannya (dengan subtema Dunia yang Aneh)
  4. Kegelisahan hati seorang ibu ketika di tinggal pergi
Ibu dalam pandanganku adalah sosok pejuang, bukan hanya dalam perjuangan hidup dan mati saat mengandung, namun ibu juga adalah pelopor madrasah pertama bagi anak-anaknya, dalam sebuah postingan di blog ini sendiri yang berjudul "Perihal Pentingnya Seorang Wanita Soleha", "Positif dan negatif Wanita Karir", dan ""Wanita/Muslimah berkarir? Why Not!" adalah beberapa artikel yang erat kaitannya dengan makna seorang wanita bahkan seorang ibu dalam berbagai perannya dalam rumah tangga, sekilas kita beranjak dari batu loncatan bahwa wanita yang menjadi seorang ibu haruslah siap dalam segala hal baik secara fisik maupun mental.
Ibu dalam pandangan Islam adalah telaga suci dengan air yang mengalir tanpa henti untuk anak-anaknya baik anak-anaknya ada didekapannya maupun telah memiliki naungan lain, kecemasan-kecemasan dan perihal tentang kegelisahan membuat telapak kaki seorang ibu menjadi syurga bagi anak-anaknya. Allah berfirman :
QS. Al An'am 6:151
"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)"(QS. Al An'am 6:151)

Dari ayat di atas terselip makna ibu dan ayah yang selalu mendapat peran yang penting setelah Allah subhanahu wata'ala, perannya dan perihal untuk selalu mengasihi buah hati, makna ibu lainnya juga dijelaskan dalam hadist yakni :
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Bahz bin hakim dari Bapaknya dari Kakeknya ia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa yang paling aku perlakukan dengan baik?" beliau menjawab: "Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat, kemudian yang terdekat." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang minta seatu kelebihan (nikmat) kepada tuannya, namun ia menolak meskipun yang diminta ada, maka pada hari kiamat kelak nikmat yang ia tahan tadi akan dipanggilkan untuknya dalam wujud seekor ular Aqra' (ganas)." Abu Dawud berkata, "Kata Al Aqra' adalah yang botak kepalanya disebabkan oleh racun." (HR. Abu Dawud No. 4473 dan Tarmidzi NO. 1819) *) Sumber : Hadist 9 Imam
Makna Ibu dalam pandangan Islam
Makna seorang ibu semakin terpampang jelas, bahwa seorang ibu dimata anaknya adalah telaga yang takkan kering dan terus mengalir sampai ajal menjemput, sekilas kenangan itu seakan mengurai titik-titik kecil di ujung mata sewaktu menulis artikel ini, mengingatkan akan kesungguhan seorang ibu dalam tiap keterbatasan, sehingga menoreh jawaban pada artikel sahabat webe(Warung Blogger)ku, bahwa didunia ini bagaimanapun kondisi seorang ibu, dia tetaplah menjadi Malaikat bagi sang anak, dan tiada kata gagal menjadi seorang ibu dan semua ibu adalah baik untuk anaknya bagaimanapun perangainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar