ibu yang baik dalam islam
Makna Ibu dalam pandangan Islam
Ketika membaca artikel di blog seorang sahabat webe (Warung Blogger) yang berjudul "Apakah Saya Sudah Menjadi Ibu yang Baik?"
teringat diriku akan sosok yang tiada duanya di dunia, sosok yang
selalu menjadi inspirasi, selalu menjadi panutanku dalam menjalani
hidup, dialah Ibu,
meski dalam usianya yang sudah tak muda lagi, keriput yang terus
menggerogoti, namun dialah bara api yang berkobar yang hanya padam oleh
perintah-Nya, di artikel tersebut ada 4 point yang menjadi dasar utama
dalam penulisannya (menurutku ya), ke empat point utama yang ku tangkap
yakni :
- Title Ibu yang berangkat dari dua buah sel yang berkembang menjadi insan
- Ibu adalalah title/jabatan sekali seumur hidup
- Sekelumit tentang perjuangan Ibu dari mengandung sampai anaknya beranjak pergi meninggalkannya (dengan subtema Dunia yang Aneh)
- Kegelisahan hati seorang ibu ketika di tinggal pergi
Ibu
dalam pandanganku adalah sosok pejuang, bukan hanya dalam perjuangan
hidup dan mati saat mengandung, namun ibu juga adalah pelopor madrasah
pertama bagi anak-anaknya, dalam sebuah postingan di blog ini sendiri
yang berjudul "Perihal Pentingnya Seorang Wanita Soleha", "Positif dan negatif Wanita Karir", dan ""Wanita/Muslimah berkarir? Why Not!"
adalah beberapa artikel yang erat kaitannya dengan makna seorang wanita
bahkan seorang ibu dalam berbagai perannya dalam rumah tangga, sekilas
kita beranjak dari batu loncatan bahwa wanita yang menjadi seorang ibu
haruslah siap dalam segala hal baik secara fisik maupun mental.
Ibu dalam pandangan Islam adalah telaga suci dengan air yang mengalir
tanpa henti untuk anak-anaknya baik anak-anaknya ada didekapannya maupun
telah memiliki naungan lain, kecemasan-kecemasan dan perihal tentang
kegelisahan membuat telapak kaki seorang ibu menjadi syurga bagi
anak-anaknya. Allah berfirman :
"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh
anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki
kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun
yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)"(QS. Al An'am 6:151)
Dari ayat di atas terselip makna ibu dan ayah yang selalu mendapat peran yang penting setelah Allah subhanahu wata'ala, perannya dan perihal untuk selalu mengasihi buah hati, makna ibu lainnya juga dijelaskan dalam hadist yakni :
Dari ayat di atas terselip makna ibu dan ayah yang selalu mendapat peran yang penting setelah Allah subhanahu wata'ala, perannya dan perihal untuk selalu mengasihi buah hati, makna ibu lainnya juga dijelaskan dalam hadist yakni :
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah
mengabarkan kepada kami Sufyan dari Bahz bin hakim dari Bapaknya dari
Kakeknya ia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa yang paling
aku perlakukan dengan baik?" beliau menjawab: "Ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat, kemudian yang
terdekat." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah seseorang minta seatu kelebihan (nikmat) kepada tuannya, namun
ia menolak meskipun yang diminta ada, maka pada hari kiamat kelak
nikmat yang ia tahan tadi akan dipanggilkan untuknya dalam wujud seekor
ular Aqra' (ganas)." Abu Dawud berkata, "Kata Al Aqra' adalah yang botak
kepalanya disebabkan oleh racun." (HR. Abu Dawud No. 4473 dan Tarmidzi NO. 1819) *) Sumber : Hadist 9 Imam
Makna seorang ibu semakin terpampang jelas, bahwa seorang ibu dimata
anaknya adalah telaga yang takkan kering dan terus mengalir sampai ajal
menjemput, sekilas kenangan itu seakan mengurai titik-titik kecil di
ujung mata sewaktu menulis artikel ini, mengingatkan akan kesungguhan
seorang ibu dalam tiap keterbatasan, sehingga menoreh jawaban pada
artikel sahabat webe(Warung Blogger)ku, bahwa didunia ini bagaimanapun
kondisi seorang ibu, dia tetaplah menjadi Malaikat bagi sang anak, dan
tiada kata gagal menjadi seorang ibu dan semua ibu adalah baik untuk
anaknya bagaimanapun perangainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar